Bagaimana Mendapatkan Damai Sejahtera

Bagaimana Mendapatkan Damai Sejahtera

Berdasarkan Rick Warren “Answer to Life Difficult Questions”


Dalam beberapa bulan terakhir sejak tahun lalu, kita dibanjiri dengan berita yang pada dasarnya berhubungan dengan seberapa tidak adanya kepastian di dunia ini. Pemerintah sibuk mempersiapkan rencana stimulus untuk menyelamatkan situasi ekonomi di negara masing-masing, institusi keuangan bertumbangan, tokoh penting dikritik karena kesalahan manajemen dan penyalahgunaan dana dan perusahan besar memberhentikan staff. Lebih dari itu, beberapa memprediksi yang lebih buruk akan datang.

Di dunia yang penuh dengan ketegangan dan kegelisahan, ketidakpastian membuat kita jengkel, cemas, dan menghilangkan damai sejahtera di dalam diri kita. Di samping itu, sebagian kecemasan diakibatkan oleh konflik yang belum diselesaikan di dalam kehidupan pribadi kita.

Mari kita belajar dari Musa dalam hal menyelesaikan masalah dasar untuk mendapatkan dan menikmati damai sejahtera. Mengapa Musa? Karena dia membuat keputusan yang tepat, menyelesaikan hal yang penting yang memampukannya untuk hidup dan memikul tanggung jawab serta tetap tenang.

Yesaya 26:3 Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

DISKUSI
Musa mengemban sebuah misi besar untuk memimpin dua juta orang Israel keluar dari Mesir melewati padang gurun menuju Tanah Perjanjian yang disebut Israel. Itu merupakan sebuah mimpi besar yang diinspirasikan Tuhan. Tetapi apa yang terjadi pada kenyataan? Hampir di sepanjang perjalanan, orang-orang mengeluh, berdebat dan berkelahi. Mereka tidak memiliki iman yang cukup untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka menghabiskan 40 tahun mengelilingi padang gurun. Pada akhirnya, Musa dan orang orang generasinya tidak pernah menyelesaikan misinya karena ketidaksetiaan mereka.

Musa berhak kecewa dan gelisah sebagai pemimpin bangsa yang seperti itu selama 40 tahun. Dia memiliki semua alasan yang sah untuk menjadi gugup dan tegang tetapi dia memelihara ketenangan dan kedamaian di dalam pikirannya. Akibatnya, dia tahu bagaimana bisa tetap tenang di dalam krisis, bagaimana tetap kuat di bawah tekanan dan bagaimana tetap memiliki damai sejahtera di bawah tekanan.

Dia adalah seorang yang memiliki prinsip yang kuat; keputusannya didasarkan atas dasar prinsip hidupnya, bukan berdasarkan perasaan atau pikirannya, tetapi pada prinsip hidup Tuhan.

Di dalam Ibrani 11:24--27, Musa menghadapi empat pertanyaan dasar yang juga kita hadapi: Siapa saya?; Apa yang benar-benar saya ingin kerjakan?; Apa yang benar-benar penting di dalam hidup?; Bagaimana saya akan hidup?

1. Kenali diri Anda (IBR 11:24)
Musa harus menghadapi masalah identitas (ayat 24). Dia menolak untuk disebut cucu Firaun ketika dia dewasa. Musa sebenarnya adalah seorang Yahudi tetapi setiap orang tahu dia dibesarkan sebagai seorang Mesir di Istana Firaun. Dia bahkan dipersiapkan untuk menjadi orang kedua di Kerajaan Mesir.

Ketika Musa menghadapi krisis identitas: “Siapa saya? Apakah saya seorang anggota keluarga Kerajaan Mesir atau apakah saya akan hidup dengan komunitas budah Yahudi? Dia bisa memilih untuk tetap berada dalam kenyamanan di dalam Istana Firaun dan memperoleh kekuasaan tetapi dia memilih keputusan yang tepat meskipun hal tersebut menghabiskan waktu 80 tahun di padang gurun.

Di dalam hidup, kadang-kadang kita harus menghadapi krisis identitas tetapi kita harus menerima kenyataan siapa kita dan tidak berusaha menjadi orang lain. Musa menyadari hal ini dan mengambil keputusan untuk berhenti berpura-pura dengan menerima identitas aslinya.

Jangan mencoba menjadi orang lain. Tenanglah dan jadilah diri sendiri. Tuhan menciptakan kita dan mengasihi kita apa adanya. Kita spesial bagi-Nya. Terimalah rancangan Tuhan dan jadilah diri sendiri untuk tujuan-Nya. Tuhan tidak hanya memberikan kita identitas tetapi juga martabat. Siapa pun yang Yesus hadapi di dalam Perjanjian Baru, apakah dia wanita yang berzinah atau penderita kusta yang dijauhi, mereka dikasihi oleh-Nya. Berhentilah menjadi orang lain dan biarkan Tuhan bekerja di dalam hidup Anda.

2. Terimalah Tanggung Jawab Anda (IBR 11:25 )
Persoalan yang kedua adalah tanggung jawab pribadi. Musa menolak untuk menjadi orang lain dan memilih untuk berjalan sesuai dengan jalan Tuhan. Dia memilih untuk bersama dengan umat Tuhan, bangsa Israel, daripada tinggal di istana Firaun (ayat 25).

Di dalam setiap peranan kita di dalam hidup kita, harus membuat keputusan, mengemban tanggung jawab hidup kita, bergerak maju dan membuat hidup kita berarti. Benar adanya kita tidak memiliki kendali total atas hidup kita tetapi kita bisa memilih reaksi kita atas hidup dalam cara yang positif di dalam iman. Merupakan tanggung jawab kita untuk memilih apakah kita mau menjadi orang yang pahit atau lebih baik.

Ketika kita memikul tanggung jawab atas sikap kita, kita bisa mulai menikmati damai yang sejati.

3. Tentukan Prioritas Anda (IBR 11:26)
Hal berikutnya adalah mengenai prioritas, Musa harus memutuskan apa yang benar-benar penting di dalam hidup ini. Di dalam standar manusia, Musa muda memiliki semua yang diimpikan kebanyakan orang di Mesir dan menghabiskan sebagian besar hidup mereka untuk mendapatkannya. Dia memiliki kuasa, kesenangan dan harta di Kerajaan Mesir.

Tetapi di dalam perspektif Allah, semuanya itu tidak kekal dan tidak termasuk rencana-Nya bagi Musa. Dia memberitahukannya untuk keluar dari istana Firaun dan memimpin umat Tuhan ke Tanah Perjanjian.

Di dalam ayat 26, Musa menentukan prioritas dengan benar; dia menolak benda-benda materi karena ada yang lebih penting di dalam hidup kita yang Tuhan rencanakan baginya.

Tidak ada salahnya dengan memiliki kuasa dan harta tetapi Tuhan menginginkan kita untuk menggunakannya untuk mengasihi orang lain dan bukan sebaliknya (mengasihi benda dan mempergunakan orang lain!).

4. Hadapi Kesulitan Anda (IBR 11:27)
Persoalan terakhir yang diselesaikan Musa adalah masalah ketekunan. Di dalam ayat 27, merupakan cara terbaik untuk meringkas kehidupan Musa.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tidak akan ada hasil tanpa usaha, tidak ada kemajuan tanpa ujian dan persoalan. Persoalan mengenai ketahanan adalah untuk mempelajari bagaimana menghadapi kesulitan. (1 Petrus 1:6-7: Bergembiralah akan hal itu...Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.)

Tidak ada jalan yang instan dan mudah untuk menjadi dewasa secara jasmani, emosi dan rohani. Kita harus tetap memiliki hasrat dan bekerja dengan Tuhan. Filipi 2:12 “Tetaplah kerjakan keselamatanmu.” Keselamatan adalah lebih dari doa sekali. Hal ini membutuhkan kerja sama yang terus-menerus dengan Tuhan, menghadapi persoalan, memelihara sikap yang baik dan mengizinkan Dia mengubah Anda jika perlu.

KESIMPULAN
Kunci damai sejahtera Musa adalah bahwa dia tahu kesulitan akan datang dan dia tahu cara untuk meresponinya serta tetap bergerak maju. Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh membiarkan masalah menghancurkan kita; sebalikanya kita harus membiarkan masalah mendekatkan diri kita kepada Tuhan.

Tanpa keteguhan, kita tidak akan bergerak jauh di dalam hidup. Damai sejahtera datang ketika kita menerima diri kita apa adanya, tanggung jawab kita atas pilihan di dalam hidup kita, memilih prioritas Tuhan dan dengan yakin memeliharanya.

Tidak ada komentar: