M I S I Memberdayakan Warga Jemaat dan Perangkat-Perangkat Kelembagaan dalam Pelayanan Gereja Toraja Mamasa ke arah Kedewasaan dengan memanfaatkan secara bertanggungjawab terhadap seluruh Potensi sehingga GTM Mandiri dalam TEOLOGI, DAYA dan DANA dalam rangka mewujudkan masyarakat hidup Aman, Damai, Adil dan Makmur.
Yewangoe : Jusuf Kalla memiliki ikatan emosional dengan PGI
GTM MAMASA--Keberagaman agama, budaya, dan kepercayaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah kekuatan bangsa yang tidak perlu dipertentangkan. "Kita bersyukur, negeri kita dikaruniai keberagaman yang memperkuat bangsa ini," kata mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di hadapan ribuan peserta Sidang Raya XV Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Mamasa, Sulawesi Barat, Senin (23/11) pagi.
Kedatangan Kalla, disambut hangat ribuan peserta, dengan untaian lagu daerah Sulawesi Selatan Angin Mamiri dan slogan Lebih Cepat, Lebih Baik. Turut mendampingi Kalla, Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Saleh dan Bupati Mamasa dan Obednego Depparinding.
Kalla yang didaulat membawa materi yang bertajuk "Perdamaian" mengatakan, semua agama memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai keselamatan. Inti dari agama, lanjutnya, adalah perdamaian dan kemakmuran. "Tidak ada satu pun agama yang meminta celaka, dan itu suatu tujuan atau cara kita, sebagai umat beragama untuk mencapai keselamatan dunia, dan akhirat," tegasnya. Apabila, semua pemeluk agama menyadari akan hal ini, tidak perlu ada konflik antar umat beragama.
Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pdt Andreas Yewangoe, mengatakan, Jusuf Kalla memiliki ikatan emosional dengan PGI. Mantan wakil presiden ini lebih mementingkan relasi-relasi kemanusiaan, ketimbang hubungan-hubungan protokoler. Relasi ini yang juga yang telah mendasari kegiatan-kegiatan untuk mengambil prakarsa dalam upaya-upaya perdamaian di Poso, Ambon, dan Aceh. "Bapak (Jusuf Kalla, Red) adalah seorang negarawan, yang tahu mempergunakan kekuasaannya," kata Yewangoe.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar